- Teks Asli
Ibrani1:1 Πολυμερῶς καὶ πολυτρόπως πάλαι ὁ θεὸς λαλήσας τοῖς πατράσιν ἐν τοῖς προφήταις
Ibrani 1:2 ἐπ᾽ ἐσχάτου τῶν ἡμερῶν τούτων ἐλάλησεν ἡμῖν ἐν υἱῷ, ὃν ἔθηκεν κληρονόμον πάντων, δι᾽ οὗ καὶ ἐποίησεν τοὺς αἰῶνας·
Ibrani 1:3 ὃς ὢν ἀπαύγασμα τῆς δόξης καὶ χαρακτὴρ τῆς ὑποστάσεως αὐτοῦ, φέρων τε τὰ πάντα τῷ ῥήματι τῆς δυνάμεως αὐτοῦ, καθαρισμὸν τῶν ἁμαρτιῶν ποιησάμενος ἐκάθισεν ἐν δεξιᾷ τῆς μεγαλωσύνης ἐν ὑψηλοῖς,
- Syntactic Form/Surface Structure (Struktur teks asli)
- Terjemahan Literal
Ibrani 1: 1-3
1:1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
1:2 Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu melalui Dia Allah juga menjadikan alam semesta.
1:3 Yang duduk di sebelah kanan yang Mahabesar yang tempat tinggi yang adalah pantulan cahaya kemuliaan-Nya yang adalah gambar cetakan dari pribadini-Nya. Yang menompang segala sesuatu dengan Firman-Nya yang penuh kuasa mengadakan penyucian dosa-dosa
- Syntactic Content (Isi Sintaksis berupa klausa-klausa dari terjemahan literal)
Ayat 1: ὁ Θεὸς /Allah (Subjek), λαλήσα/berbicara (Prediket yang menjelaskan Subjek) τοῖς πατράσιν ἐν τοῖς προφήταις / Kepada Bapa leluhur dan paraNabi (Objek/yang menjelaskan prediket) Πολυμερῶς καὶ πολυτρόπως πάλαι/ Dengan berbagai cara dan waktu (Modifayer).
Ayat 2a: ἐλάλησεν/Berbicara (Prediket) ἐν υἱῷ/Melalui anak (Prediket) ἐπ᾽ ἐσχάτου τῶν ἡμερῶν τούτων/pada akhir zaman (Etverbial)
Ayat 2b-3:
Point:
- Alla Berbicara kepada melalui para leluhur melalui para nabi, dengan berbagai cara dan waktu lampau
- Allah berbicara kepada kita melalui anak-Nya pada akhir zaman, yang Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu melalui dia Allah juga menjadikan alam semesta.
- Konteks Historis (latar belakang sejarah penulisan)
Kitab Ibrani bersaksi tentang keunggulan Yesus Kristus. Dia lebih besar daripada para malaikat dan memiliki nama yang lebih unggul dan pemanggilan yang lebih tinggi. Para malaikat adalah hamba Allah, tetapi Yesus Kristus adalah Putra-Nya. Kitab ini juga mengajarkan bahwa Yesus lebih besar daripada Musa dan bahwa pelayanan-Nya membawa suatu perjanjian baru yang lebih unggul daripada perjanjian lama di bawah hukum Musa. Sebagai Imam Tinggi yang Agung dari Imamat Melkisedek, Imamat-Nya lebih besar daripada yang dimiliki para imam tinggi di bawah hukum Musa.
Sebagai penulis kebanyakan Orang Suci Zaman Akhir menerima Paulus sebagai penulis Kitab Ibrani (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Surat-Surat Paulus”). Meskipun demikian, ada sebagian yang mempertanyakan apakah Paulus yang menulis surat ini karena gaya dan bahasanya berbeda dari surat Paulus lainnya. Dan yang menterjamahkan ke dalam Bahasa Yunani yaitu Lukas (sekitar 185- 253 M)Paulus menuliskan surat kepada orang Ibrani untuk mendorong anggota Yahudi Gereja untuk mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus dan untuk tidak kembali ke jalan mereka terdahulu (lihat Ibrani 10:32–38).
- Semantic Content (Christ Centered & Ecclesial)
Ibrani 1:1-2a Ayat ini berbicara kepada kita bahwa pada jaman dahulu Allah telah berbicara kepada kita melalui para leluhur dan para nabi. Tuhan memakai mereka untuk menyampaikan firman-Nya. Lihat juga Bil. 12:6 “Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi”. Allah menyatakan dirinya kepada nabi melalui banyak cara dengan mimpi, nubuat-nubuat. Clement of Alexandia mengatakan bahwa para nabi telah berbicara dengan berbagai cara seni, pengetahuan bukti iman dengan ramalan yang segala sesuatu yang berasal dari Allah dan Allah bersama-sama dengan mereka. Tetapi karena masih banyak manusia yang tidak mau mendengarkan para nabi untuk itu Allah yang berbicaa sendiri melalui firmannya yang berinkarnasi yaitu melalui Anak-Nya, Dia berbicara kepada kita bahkan tinggal Bersama-sama dengan kita seperti manusia biasa pada umumnya. Dia datang untuk menebus dosa manusia karena ketidak percayaan kepada Allah mereka berpaling dan memilih untuk percaya dan menyembah allah yang mereka ciptakan sendiri. Allah sudah memperingati mereka dengan ia berfirman melalui para nabi dan leluhur tetapi manusia masih saja egois sehingga Allah berbicara langsung kepada manusia lewan Anak-Nya supaya manusia selamat dari kesesatan mereka. Jhon Chrysostom mengatakan keselamatan lebih dekat dari pada ketidak percayaan. Untuk itu Anak telah menyelmatkan manusia. Karena karya keselamatan banyak orang yang menjadi percaya.
- Konsep Teologis
- Alla Berbicara kepada melalui para leluhur melalui para nabi, dengan berbagai cara dan waktu lampau
Pada zaman dahulu Allah telah berbicara kepada manusia melalui para nabi dengan berbagai cara. Tuhan memakai mereka untuk menyampaikan firman-Nya. Lihat juga Bil. 12:6 “Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi”. Ini juga di nyatakan oleh Bapa Clement of Alexandia mengatakan bahwa para nabi telah berbicara dengan berbagai cara seni, pengetahuan bukti iman dengan ramalan yang segala sesuatu yang berasal dari Allah dan Allah bersama-sama dengan mereka. Nabi sebagai alat perantara manusia dengan Allah karena manusia tidak bisa mencapai Allah karena dosa. Allah memakai para nabi untuk menyampaikan firman-Nya kepada manusia. Allah juga menyatakan dirinya terhadap orang-orang tertentu. Sebagai mana Dia mempercayakan mereka untuk menyampaikan titahnya. Lalu kenapa Tuhan tidakmenyampaikan kepada semua manusia saja? Perlu di ketahui bahwa pada dasarnya hubungan manusia dengan Allah rusak karena manusia tidak taat sehingga mereka di keluarkan di taman eden dan menjalani hidup dengan banyak aturan atau hukum taurat yang di berikan Allah. Manusia tidak bisa mencapai Allah lagi karena manusia telah di nodai oleh dosa sehingga manusia tidak bisa menggapai Allah yang kudus dan suci. Allah yang adalah kasih yang mengasihi segala ciptaan-Nya berbagaia cara Dia menyampaikan firman-Nya kepada manusia dengan menyatakan-Nya kepada para nabi atau sering di sebut para imam.
Methodius of Olympus mengatakan Tuhan mengilhami kita dengan berbagai waktu dan cara yang berbeda. Dia menyampaikan firman-Nya untu memperingatkan kita dari pelanggaran kita lihat 2Raja-raja 17:13 Tuhan telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: “Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi.” Cara Tuhan untuk menyampaikan firmannya bisa dengan menampakan diri-Nya melalui malaikat-Nya kepada para nabi, Di dalam mimpi, nubuat-nubuat dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi manusia yang memiliki sifat keras kepala mereka tidak mau menderngarkan para nabi mereka monak dan bahkan tetap menyembah para baal sehingga Allah datang sendiri untuk menyampaikan Firman-Nya dengan Dia mengambil Rupa manusia dan tinggal bersama-sama dengan manusia dan berbicara kepada manusia dan kepadanya di serahkan segala sesuatu oleh Bapa-Nya karena dia adalah dari segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada dan pemilik seluruh ciptaan. Maka point kedua.
- Allah berbicara kepada kita melalui anak-Nya pada akhir zaman
Sang Bapa pemilik segala sesuatu tetapi apa yang Dia miliki semuanya semua di serahkan-Nya kepada Anak-Nya Matius mengatakan / ( Mat 11:27) Kristus atau Anak sebagai ahliwaris dari Bapa menujukan Dia sehakikat dengan Bapa yaitu Anak dengan Bapa saling mengenal. Selain sehakikat dengan Allah, anak itu juga adalah Tuhan atas semua orang (Crisostom, homili 1:ibrani 1-4 ) Selain sebagai Tuhan ahli waris menujukan bahwa sang Anak adalah berkodrat manusia (daging) yang menjadikan Tuhan atas segala yang di ciptakan oleh Allah (Crisostom, Theodoret)Sang Anak sebagai ahli waris artinya Dia dan Bapa saling mengenal dan satu hakikat Dia adalah Tuhan atas seluruh ciptaan termasuk manusia.
Greorge Leo Haydock mengatakan Ahli waris yang ia tujukan untuk kematiannya Dia sama dengan Tuhan punya kekuasaan Meskipun Ahli waris yaitu Kristus adalah Allah dia juga adalah manusia. Meskipun Dia adalah Kristus adalah Allah Dia juga manusia segala sifat manusian-Nya sama dengan manusia biasa dan memiliki sifat Allah. Bapa Lucius Caecilius Firmianus lactantius mengatakan Tuhan telah menentukan, saat terakhir kali semakin dekat. Karena Kristus adalah Firman Allah yang awal dan akhir. 1 Pet 1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Dia Bersama-sama dengan Allah dan tidangga di dalam Allah. Setelah Dia berinkarnasi maka dia menjadi Anak Allah yang punya kuasa dia atas dan di bawa. Allah sendiri mengatakan dia adalah Anak-Nya dalam Mat 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Kerena Dia segala yang terlihat di bumi ini yang duluya tidak ada menjadi ada (Lih Yoh 1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Sang Anak adalah pantulan cahaya kemuliaan-Nya.
Sang Anak memiliki kemuliaan atau cahaya, terang yang sama dengan Bapa sebab Dia adalah pantulan cahaya tersebut. Krisostom dan Thedoret mengatakan Anak memiliki kodrat ang sama dengan Bapa sebab terang itu adalah Bapa dan Anak adalah sebagai pantulan terang Bapa.
- Yang duduk di sebelah kanan yang Mahabesar yang tempat tinggi yang adalah pantulan cahahaya kemuliaan-Nya yang adalah gambar cetakan dari pribadi-Nya yang menopang segala sesuatu dengan Firman-Nya yang penuh kuasa mengadakan penyucian dosa-dosa.
Sang Anak adalah pantulan cahaya kemuliaan-Nya. Sang Anak memiliki kemuliaan atau cahaya, terang yang sama dengan Bapa sebab Dia adalah pantulan cahaya tersebut. Krisostom dan Theodoret mengatakan Anak memilki kodrat yang sama dengan Bapa sebab terang itu adalah Bapa. Sang anak merupakan pantulan cahaya terang dari sang Bapa karena Sang Anak berasal dari Bapa dan bersama-sama dengan Bapa (Lih. Yoh 1:1). Athanasius mengatakan bahwa pantulan cahaya yaitu kekekalan. Lih. Mazmur 89. George Leo Haydock mengatakan sang Anak adalah cahaya terang yang kekal sebab Dia adalah Anaka Allah yang kekal.